Bandar Lampung – Anggota DPRD Provinsi Lampung, I Made Suarjaya, mendorong pengusutan menyeluruh terhadap dugaan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap mahasiswa saat aksi penekan petani singkong di kompleks Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Senin (5/5/2025) lalu.
Ia menekankan pentingnya penanganan secara transparan dan tuntas, hingga menyentuh aktor-aktor yang memberi perintah.
Langkah cepat Kapolda Lampung yang menahan dua oknum polisi dinilainya sebagai bentuk tanggung jawab awal.
Namun I Made menegaskan bahwa informasi yang beredar menunjukkan keterlibatan lebih dari tiga personel dalam pemahaman siswa.
“Saya harap ada pengembangan lebih lanjut karena lebih dari tiga orang yang melakukan prestasi. Bahkan, pengusutan harus sampai pada pimpinan informasi tertinggi yang bertanggung jawab atas tindakan oknum anggota tersebut,” ujar politisi Fraksi Gerindra itu, Sabtu (10/5).
Kericuhan dalam demo petani singkong yang semula berlangsung secara normal, berubah menjadi bentrokan.
Akibatnya, adanya korban dari kalangan pelajar yang mengalami luka cukup parah.
Korban tersebut adalah Nengah Candra, Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Lampung.
Ia disebut mengalami luka serius akibat dugaan tindakan represif aparat, dan kini tengah dirawat secara intensif di RSUD A Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung.