Lampung Selatan – Pasca rencana pemerkaran Kabupaten Bandar Negara, Dosen Pariwisata Institut Teknologi Sumatera, Surya Tri Esthi WH, ST, M.PWK, menilai Pariwisata menjadi pintu strategi investasi bagi kabupaten Lampung Selatan.
Mengetahui tim Panitia Percepatan Pemekaran Daerah (TPPD) Kabupaten Lampung Selatan bersama Tim Daerah Otonomi Baru (DOB) Natar Agung tengah merencanakan pemekaran Kabupaten Bandar Negara.
Kabupaten ini akan mencakup beberapa kecamatan strategis, seperti Natar, Jatiagung, Tanjung Bintang, Merbau Mataram, dan Tanjungsari baru.
BACA JUGA: Profil JD Vance: Pengacara, Penulis, dan Politikus yang Jadi Cawapres Pilihan Donald Trump
Wilayah tersebut diproyeksikan menjadi penyangga utama Ibu Kota Bandar Lampung, mengingat potensi ekonominya yang besar, termasuk keberadaan Bandar Udara Radin Inten II dan Kawasan Industri Tanjung Bintang.
Surya Tri Esthi menilai, rencana pemekaran ini diperkirakan akan menghadirkan tantangan kompleks, terutama bagi Lampung Selatan.
Pasalnya, kecamatan yang akan masuk ke dalam Kabupaten Bandar Negara merupakan pusat kegiatan ekonomi dan sosial, seperti Bandara Radin Inten II, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), serta Kawasan Industri Tanjung Bintang dan Kota Baru.
Dikatakannya, dampak dari pemekaran ini berpotensi mengurangi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lampung Selatan serta meningkatkan daya tarik investasi di wilayah yang ditinggalkan.
Kendati demikian, Akademisi Pariwisata ITERA ini menyebut Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan tetap dapat menstabilkan PAD melalui beberapa terobosan.
“Jika pemekaran terealisasi, salah satu strategi utama yang dapat dilakukan Lampung Selatan untuk menjaga stabilitas ekonominya adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata di wilayah pesisirnya. Kabupaten ini memiliki garis pantai yang panjang serta potensi ekonomi laut yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, khususnya melalui sektor perikanan dan pariwisata,” kata Surya Tri Esthi saat dimintai pendapatnya, Kamis (6/2/2025).